TIMES RIAU, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru distribusi bantuan pascabencana di Sumatera Utara. Total 6.988 kilogram logistik telah digeser melalui dua jalur utama—udara dan darat—dengan strategi distribusi yang disesuaikan berdasarkan tingkat aksesibilitas wilayah terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Jumat (12/12), menjelaskan bahwa prioritas jalur udara difokuskan untuk lokasi paling terisolasi, terutama kawasan yang tidak dapat dijangkau kendaraan akibat kerusakan akses dan risiko longsor.
Distribusi Jalur Udara: Menjangkau Titik Terisolasi
BNPB mencatat 1.278 kilogram logistik diterbangkan menuju Hajoran Parmonangan, Batangtoru, dan Desa Labu Tua, Tapanuli Selatan
Isi bantuan udara mencakup beras, minyak goreng, mi instan, susu, serta nutrisi cepat yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi pada 72 jam pertama respons darurat.
“Jalur udara menjadi solusi paling efektif ketika infrastruktur jalan tidak memungkinkan mobilisasi. Target utamanya adalah pemenuhan kebutuhan esensial secara cepat,” kata Abdul.
Distribusi Jalur Darat: Volume Lebih Besar untuk Wilayah Berakses
Sementara itu, 5.710 kilogram bantuan digeser melalui darat ke Humbang Hasundutan, dan Pinangsuri
Bantuan yang diangkut menggunakan kendaraan logistik terdiri dari Mi instan, Biskuit, Beras, Obat-obatan, Vitamin, Masker, Pembalut bayi, dam Pakaian layak pakai.
Bantuan darat juga membawa perlengkapan kesehatan dan higienitas yang menjadi kebutuhan utama di lokasi pengungsian berkapasitas besar.
Penguatan Infrastruktur Operasi Lapangan
BNPB turut mengirimkan generator listrik dan drum bahan bakar bagi Kodam I Bukit Barisan untuk memastikan operasi lapangan dapat berjalan tanpa hambatan. Dukungan teknis ini merupakan bagian dari strategi stabilisasi layanan dasar di tengah medan yang dinamis.
“Operasional distribusi akan terus diperluas agar seluruh wilayah terdampak mendapatkan suplai secara merata dan tepat waktu,” ujar Abdul.
Situasi Terkini Bencana di Sumatera Utara
Dalam laporan per Kamis (11/12), BNPB mencatat 343 jiwa meninggal dunia, 98 jiwa masih hilang, dan 53.523 jiwa mengungsi.
Sumatera Utara tercatat sebagai wilayah terdampak terbesar kedua setelah Aceh, disusul Sumatera Barat. Kombinasi banjir besar, longsor, dan kerusakan jembatan menjadi tantangan utama dalam pemulihan akses.
BNPB memastikan skema distribusi logistik akan terus diperbarui secara berbasis data, menyesuaikan perubahan kondisi cuaca, akses jalan, dan kebutuhan pengungsi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Distribusi Logistik BNPB di Sumut Capai 6,9 Ton, Fokus Menjangkau Wilayah Terisolasi Lewat Udara dan Darat
| Pewarta | : Imadudin Muhammad |
| Editor | : Imadudin Muhammad |