TIMES RIAU, JAKARTA – Lima orang jurnalis di Gaza tengah dan lima staf rumah sakit Kamal Adwan di Gaza Utara meninggal dunia karena dihantam mortir tentara Israel.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Hossam Abu Safiya mengatakan, serangan Israel telah menewaskan 5 stafnya di Gaza.
Lebih dari dua bulan pasukan Israel terus menerus menggempur daerah Beit Lahia.
WHO menyebut kondisi di rumah sakit Kamal Adwan sangat "mengerikan" dan mengatakan rumah sakit tersebut beroperasi pada tingkat "minimum".
Rumah sakit Kamal Adwan adalah rumah sakit terakhir yang masih beroperasi di Gaza utara.
Lima Jurnalis
Sementara itu, di Gaza tengah, sebuah saluran TV Palestina yang berafiliasi dengan sebuah kelompok militan juga mengatakan, lima jurnalisnya meninggal dunia pada Kamis kemarin setelah mobilnya dihantam rudal pesawat tempur Israel.
Lima wartawan dari saluran TV Al-Quds Al-Youm itu sedang meliput acara di dekat Rumah Sakit al-Awda, yang terletak di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah.
Laporan mengatakan kendaraan tersebut menjadi sasaran meskipun dengan jelas menunjukkan dan terdapat tulisan "PERS".
Lima jurnalis yang meninggal dunia tersebut adalah Fadi Hassouna, Ibrahim al-Sheikh Ali, Mohammed al-Ladah, Faisal Abu al-Qumsan dan Ayman al-Jadi.
Ini bukan pertama kalinya pasukan Zionis menyerang awak media yang meliput pertumpahan darah Israel di jalur Palestina yang terkepung.
Lebih dari 200 jurnalis telah terbunuh di Gaza dan wilayah lain Palestina sejak Israel melancarkan perang genosidanya di Gaza 7 Oktober 2023 lalu.
Israel selalu berdalih, mereka menargetkan sebuah "sel teroris."
Namun para saksi mata mengatakan, Van yang digunakan para jurnalis tersebut waktu itu sedang parkir di luar Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat, saat dihantam rudal Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei mengecam keras serangan udara Israel di Gaza yang menyebabkan tewasnya sedikitnya lima jurnalis Palestina di Gaza itu
Ia mengatakan, bahwa serangan militer pendudukan terhadap kendaraan wartawan merupakan kejahatan perang.
Diplomat senior Iran tersebut mengutip bahwa wartawan dan staf media yang bekerja di zona konflik seharusnya kebal dari serangan apa pun berdasarkan hukum humaniter internasional.
Mengacu pada tewasnya lebih dari 200 jurnalis selama 15 bulan genosida Israel di Gaza, Baghaei mengatakan bahwa rezim Israel sengaja menargetkan aktivis media untuk menghentikan peningkatan kesadaran di kalangan opini publik global tentang luasnya kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.
Baghaei meminta Mahkamah Internasional untuk menambahkan kejahatan baru tersebut ke dalam kasus genosida yang diajukan terhadap rezim Israel.
Ia memperingatkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia internasional yang sedang berlangsung di Gaza, bersama dengan tanggapan yang tidak memadai dari badan-badan internasional terkait, secara serius merusak norma-norma tersebut. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rudal Israel Tewaskan Lima Jurnalis dan Lima Staf Rumah Sakit
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |